Senin, 30 April 2018

SEJARAH DAN CERITA DESA MOJOPURO WETAN BUNGAH GRESIK



SEJARAH DAN CERITA DESA MOJOPURO WETAN

 BUNGAH GRESIK


          Ada beberapa versi tentang sejarah desa Mojopurowetan. Disisni kami tidak membicarakan benar tidaknya versi tersebut. Justru perbedaan pendapat tersebut akan menambah khasanah cerita tentang desa di tepian Sungai Bengawan Solo ini.

          Ada yang menyebut nama Mojopuro diambil dari nama Kyai Mojowulung seorang ulama penyebar agama Islam di desa Mojopurowetan dan sekitarnya. Ada juga yang menyebut nama Mojopuro berasal dari kata “Muja  Pura”. Bahkan konon sebelum nama Mojopuro popular di masyarakat sebelumnya bernama desa Maspunten (emas berlian). Semua jika hubung-hubungkan dengan peninggalan-peninggalan yang ada di desa Mojopurowetan saai ini memang ada kaitannya.

          Alkisah sebelum masuknya islam di Pulau Jawa, Mojopurowetan adalah daerah komunitas Agama Hindu. Bukti sejarah terdapatnya dua arca Dwarapala (konon terbesar di Indonesia) terdapai di desa ini. Satu sudah hancur dan satu lagi masih utuh dan “diambil” tim purbakala dan saat ini ditempatkan di musium Trowulan, Mojokerto.

          Menurut keterangan tim purbakala Trowulan, Mojokerto, Untuk mengurangi pengaruh Islam yang berpusat di kerajaan Demak, Mojopuro yang merupakan salah satu pintu gerbang wilayah utara kerajaan Majapahit yang berbatasan langsung dengan wilayah kekuasaan kerajaan Demak, sengaja dibuat suatu komunitas Hindu. Disitu dibangun sebuah pura  yang dijaga oleh dua buah arca dwarapala ukuran besar. Karena sebagai tempat pemujaan itulah masyarakat menyebutnya “Muja Pure”. Atau muja puro, yang akhirnya menjadi Mojopuro yang artinya memuja pura.

          Karena sebagai tempat komunitas agama Hindu, banyak peninggalan-peninggalan yang ada kaitannya dengan kesenian atau kebudayaan Hindu. Konon ada satu tempat (kampung) yang juga berdekatan dengan ditemukannya arca dwarapala bernaka kampung Gali Gambang. Menurut cerita sesepuh setempat, dulu banyak warga masyarakat yang secara tidak sengaja membuat pondasi rumah tiba-tiba menemukan seperangat gamelan (gambang) yang terbuat dari emas. Karena seringnya menemukan gambang emas itulah banyak warga yang melakukan penggalian-penggalian dengan harapan menemukan emas atau perhiasan lainnya. Akhirnya kampung tersebut dinamai kampung gali Gambang. Dan mana desa Mojopuro saat itu bernama Mas-Punten atau mas permata. Entah sejak kapan berubah nama menjadi Mojopuro. Tahun berapa pastinya tidak ada yang berani memastikan.
          Versi lain menceritakan Bahwa Nama Mojopuro diambil dari nama depan Ki Ageng Mojowulung atau kyai Mojowulung, penyebar agama Islam di desa Mojopurowetan dan sekitarnya. Menurut cerita Bapak Mahmudi, yang saat ini menjabat sekretaris desa Mojopurowetan, saat itu kyai Mojowulung bersama kakak perempuannya bernama Nyi Ageng lanjar Kuning atau Nyi Lanjar Kuning  datang di desa ke dukuh Maspunten (Mojopuro) untuk menyebarkan agama Islam. Dengan kesabaran dan kegigihan beliau akhirnya agama Islam berkembang dengan pesat. Untuk menghormati jasa beliau akhirnya nama dukuh Maspunten diganti dengan nama Dukuh Mojopuro Dikenal Dengan Nama Mbah Ngabar.


Sejak mendirikan sebuah padepokan sebagai pusat komunitas dan belajar agama Islam, lanjut Bapak mahmudi, yang menurut pengakuannya mendapat cerita dari orang tuanya yang kebetulan juga dulu menjabat pamong desa,   nama Kyai Mojo Wulung semakin terkenal. Dari ajaran dan wejangan yang diberikan beliau, banyak masyarakat yang simpatik dan tertarik mempelajari dan memeluk agama Islam. Dari kegigihan Beliau mensi’arkan agama Islam, akhirnya banyak masyarakat memberikan julukan Mbah Ngabar, yang asal mula dari kata kabar atau si’ar Sampai saat ini  nama Mbah Ngabar melekat dihati masyarakat.


          Beliau akhirnya meninggal dan dimakamkan  di desa Mojopurowetan  Nama Mbah Ngabar selalu melekat di hati masyarakat, bahkan setiap tanggal 1 Muharom  warga desa yang 100 % warganya beragama Islam ini selalu mengadakan peringatan wafatnya beliau yang biasa disebut khoul Mbah Ngabar.

GAMBARAN UMUM DESA MOJOPUROWETAN

          Desa Mojopurowetan secara geeografi terletak disebelah utara Kabupaten Gresik. Dengan jarak tempuh kurang lebih 25 km dari kota Gesik. Didukug infrastruktur yang sangat memadai, Desa Mojopurowetan gampang mengakses derap ekonomi kota Gresik.

          Luas wilayah desa Mojopurowetan 196,624 ha dan terletak ditengah-tengah lintasan kecamatan Bungah dan kecamatan Dukun. Sebelah Timur berbatasan dengan desa Melirang dan sebelah Barat berbatasan dengan desa Mojopurogede. Sedang bagian Selatan Berbatasab dengan Kabupaten Lamongan yang dibelah Sungai Bengawan Solo sedang bagian Utara  berbatasan dengan wilayah kecamatan Dukun.

          Penduduk Mojopurowetan berjumlah 2.863 jiwa atau 471 KK  dan  bermatapencaharian terbagi dibeberapa sector seperti  petani tambak dan petani kebun, pedagang, buruh tani, buruh pabrik, peternak ayam potong dan sebagian berprofesi sebagai pegawai swasta atau pegawai negeri dan wiraswasta. Tidak ada yang dominan dalam angka matapencahariannya. Hingga tidak bisa disebutkan sebagian besar, tapi rata-rata.  

          Tahun 2005 desa Mojopurowetan masuk dalam klasifikasi desa merah. Sebab dari 471 KK, 352 KK masuk dalam katagori prasejahterah.   


NARASUMBER :
Nama   : H. M. Chulalan Abd. Halim
Umur   : 55 Tahun
Jabatan       : Kepala Desa






5 komentar:

  1. Di catatan silsilah yg ada di rumah, istri sayyid amir qosim bin badruddi bin ali akbar basyaiban berasal dari punten gresik...
    Apakah desa punten yg dimaksud adl desa maspunten atau mojopuro?
    Asrul 081332030108

    BalasHapus
  2. Ortu saya orang gresik dan saya pernah ziarah kemakam sayid akbar desa ngabar mojopuro

    BalasHapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  4. Mojopurowetan = Mojopuro kawitan

    • Mojopura Wetan diduga sebagai salah satu desa penyeberangan yang pernah ada pada masa Majapahit, seperti ditulis dalam Ferry Charter 1358 Saka yang menyebutkan adanya 77 nama-nama desa penambangan, antara lain: Madanten, Wringin Wok dan Bajrapura. Nama Bajrapura mungkin berkembang menjadi Mojopura (Wetan ), yang juga terletak berdekatan dengan Bedanten (Madanten) dan Kali Wot (Wringin Wok) sekarang.

    • Ditemukannya tiga arca dengan ukuran yang relatif besar (dua arca dwarapala dan satu area Budha) menunjukkan bahwa desa ini merupakan salah satu desa penting, untuk masuk ke ibukota kerajaan.

    • Adanya toponim Gale Gambang atau Bale Kambang yang ditandai dengan patok batu, serta keberadaan area dwarapala, area Budha dan sebaran fragmen keramik mendukung kekunaan desa tersebut. Selain itu, di desa ini juga berkembang cerita bahwa jalan menuju ke sabrangan hingga ke tempat ditemukannya area dwarapala, adalah jalan untuk menuju ke Majapahit. Oleh karena itu, sampai saat ini disebut sebagai Gang Majapahit.

    • Aktivitas kehidupan sebagai tukang sabrang sudah dilakukan oleh penduduk setempat sejak beberapa generasi. Menurut ingatan mereka setidaknya sudah empat generasi secara turun-temurun. Aktivitas para tukang sabrang tersebut dapat digunakan sebagai bahan analogi, untuk menggambarkan kehidupan tuk

    BalasHapus
  5. Arca Budhanya dan satu Dwara pala kira kira dipindah kemana Om?

    BalasHapus

sejarah desa dan cerita desa sekec bungah

PROFIL DESA WATUAGUN BUNGAH GRESIK

 PROFIL DESA WATUAGUNG  BUNGAH GRESIK II.     VISI DAN MISI 2.1.     Visi Mewujudkan kesejahtraan sosial Ekonomi Masyarakat B...