Senin, 30 April 2018

SEJARAH DESA DAN CERITA DESA TAJUNG WIDORO

SEJARAH DAN LEGENDA DESA TAJUNGWIDORO 
BUNGAH GRESIK

I.             ASAL USUL WILAYAH MENGARE
Mengare adalah sebuah wilayah yang terletak di wilayah kecamatan Bungah, daerah ini merupakan pulai kecil dan hamper seluruh wilayahnya merupakan lembah atau tanah “Ngarai”, mungkin dari kata ngarai inilah yang menyebabkan wilayah ini dinamakan “Mengare”.
Mengare terdiri dari tiga Desa yaitu : Watuagung, Kramat dan Tajungwidoro. Adapun letaknya di sebelah selatan yang dibatasi oleh wilayah kecamatan Manyar dan sebelah barat berbatasan dengan desa Bedanten dan di sebelah utara dan timur merupakan laut jawa yang merupakan perbatasan selat Madura.

Adapun asal usul kejadiannya merupakan legenda adalah berasal dari seekor ular raksasa yang menurut cerita ular ini berasal dari Solo Jawa Tengah yang jatuh cinta dan ingin melamar putri solo, tetapi sang ptri tidak mau dan lari entah kemana, sang ular terus mencari dengan menelusuri bengawan solo hingga sampai ke muaranyadi laut jawa, setelah berbulan – bulan sang putri tidak di ketemukan ular raksasa tersebut merasa kepayahan dan putus asa, akhirnya berhenti di muara itu dan melingkar bertapa sampai bertahun tahun hingga terendam dan menjadi daratan yang sekarang di kenal dengan sebutan Mengare.

II.           ASAL USUL DESA TAJUNGWIDORO
Tajungwidoro merupakan salah satu desa yang berada di Wilayah Mengare, nama Tajungwidoro atau Ujungdoro ini diambil dari petualangan salah seorang tokoh yang menurut cerita dalam babat tanah Mengare bernama Joko Mustopo, Joko Mustopo ini adalah tokoh sakti yang memiliki dua senjata Gongseng kencono dan Caluk Cerancam, kedua senjata ini mempunyai fungsi yang berbeda, tatapi keduanya saling mendukung peran bagi pemiliknya, karena Gongseng Kencono dapat digunakan untuk berjalan di atas air sedangkan Caluk Cerancam bisa membawa pemiliknya terbang.
Konon Caluk Cerancam ini merupakan pemberian dari seorang janda tua yang merupakan gurunya dan sekaligus merupakan ibu angkatnya. Adapun Gongseng Kencono ini berasal dari seekor binatang yaitu babi hutan atau celeng yang direbut oleh Joko Mustopo, karena Joko Mustopo sangat tertarik dengan kesaktian Celeng tersebut yang bisa berjalan di atas air.
Menurut cerita Joko Mustopo sedang berada di muara bengawan solo yang terletak di ujung timur utara wilayah Mengare, ketika iut sedang melihat ada seekor babi lautan yang sedang berjalan di atas air menuju ke arahnya menetang ingin mengajak berperang, Joko Mustopo hamper kewalahan menghadapinya, tetapi pada akhirnya kalung di leher celeng yang berupa Gongseng Kencono itu dapat di rebut dan Babi hutan berlari kea rah barat dan meniggal di pinggir sungai dan konon akhirnya menjadi sebuah batu yang berbentuk Celeng dan daerah ini sekarang dinamakan Watu Celeng.
Setelah ditinggal lari oleh Babi Hutan yang telah dikalahkan tadi, Joko Mustopo merasa lapar dan haus kemudian ia berjalan menelusuri pantai dan menemukan banyak tumbuhan “Doro” yaitu pohon yang tangkai dan rantingnya sedikit berduri tetapi buahnya manis, buah inilah yang dapat menolong Joko Mustopo dari rasa laparnya, kemudian dia berucap “Besok nek ono rejane jaman deso iki tak arani Ujungdoro” sekarang dikenal dengan nama “Tajungwidoro” yang menurut analisa berasal dari “Tanjung wit doro”.
Desa ini sekarang terdapat enam dusun yang masing – masing dusun memiliki sejarah dusun – dusun itu adalah Tanjungsari - sidorukun, dusun Pesisir barat – Dusun Sumber sari, dusun Salafiah dan dusun Sidofajar atau Pesanggraan.
Salah satu sejarah dusun yang unik adalah dusun Sumber Sari, dinamakan Sumber Sari karena di situ terdapat sebuah sumur yang airnya tidak pernah habis walaupun telah diambil oleh seluruh warga desa untuk air minum, konon sumur ini merupakan sumur buatan seorang wali yang diperlakukan tidak adil oleh salah seorang warga. Menurut cerita ada orang lewat dan merasa haus, dan di kampung tersebut ada warga yang memiliki pohon tebu,orang asing itu minta tetapi tidak diberi, malah tebu yang dimilikinya itu dikatakan bukan tebu tetapi pohon perumpung, lalu orang asing itu berucap “Mugo – mugo  dadio perumpung temenan” (mudah – mudahan jadi perumpung sungguhan), maka benar pohon tebu itu jadi pohon perumpung. Kemudian orang asing itu dengan tangannya tanpa menggunakan bantuana alat apapun mengali tanah yang berbatu dan akhirnya keluar sumber mata air yang luar biasa jernihnya, sampai sekarang sumur yang kedalamannya hanya kurang lebih 75 cm itu dijadikan suber air minum warga Desa Tajungwidoro. \


Narasumber :

Nama        : H. Khafid
Umur          : 56 Tahun
Jabatan   : Tokoh Masyarakat
 

SEJARAH DESA DAN CERITA DESA ABAR-ABIR BUNGAH GRESIK


SEJARAH DESA  DAN CERITA DESA ABAR-ABIR
 BUNGAH GRESIK


1. Sejarah Desa Abar-abir
Setiap desa atau daerah pasti memiliki sejarah dan latar belakang tersendiri yang merupakan cerminan dari karakterdan cirri khas dari suatu daerah sejarah desa atau daerah. Sejarah desa atau daerah seringkali tertuang dalam dongeng-dongeng yang diwariskan secara turun-temurun dari mulut kemulut sehingga sulit dibuktikan dan tidak jarang dihubungkan dengan mithos tempat-tempat tertentu yang dianggap keramat. Desa abar-abir memiliki latar belakang tersebut yang tertuang dalam kisah-kisah berikut ini.

2. Asal-Usul (legenda) Desa Abar-abir
Dari berbagai sumber terpercaya dapat ditelusuri dan digali asal-usul desa abar-abir yang cukup variatif, akan tetapi dapat ditarik kesimpulan yang dapat diceritakan dari legenda-legenda desa abar-abir yang mempunyai dua makam sejarah yang setiap tahun dikunjungi oleh para peziarah yang tentunya memiliki maksud dan tujuan tersendiri yaitu makam mBah Sentono yang letaknya diujung timur (agak selatan) muka desa mBah celoreng diujung utara muka desa.

3. Legenda Nama Abar-abir
Legenda penamaan desa abar-abir tidak lepas dari sejarah nenek moyang. Konon abar-abir berasal dari nama Obar-abir yang artinya mengabarkan berita, bahwa mBah Celoreng menemukan sebuah daratan yang berdekatan dengan gunung mentung (sekarang terkenaldengan gunung penthung dimana disitu terdapat makam Raden Sakti yang masih keturunan Sunan Giri.
Ada juga yang mengatakan dari kata Obrak-abrik yang artinya merusak/mencari sesuatu dimana tempat tersebut masih berbentuk belantara ditumbuhi pohon-pohon besar dipuja-puja, sehingga dengan adanya Islam masuk daerah tersebut dibongkar paksalah dengan mengobrak-abrik apapun yang menjadi sesembahan orang-orang tersebut.
Disamping itu ada yang mengatakan nam tersebut berasal dari bahasa Arab yang artinya Abar-abir adalah Abirru-birri, yang mempunyai makna bagusnya bagus dan sejarah terus turun temurun dan sampai sekarang masih menghormati dua makam bersejarah yang masih dianggap keramat dan setiap tahun tetap diperingati. Yaitu pada hari kamis pon pada bulan jumadil akhir atau pada habis panen, karena desa abar-abir umumnya petani, akan tetapi sekarang sudah bergesr jadi pekerja pabrik, karena tempat-tempat bercocok tanam sudah beralih fungsi menjadi pabrik-pabrik.
Pada acara peringatan haul desa yang masih berlanjut sampai sekarang adalah tradisi membuat lepet (makanan dari jamur kelapa) pada acara tersebut sanak-saudara yang jauh saling berdatangan, disamping silaturrahim ada juga yang ingin menyaksikan tradisi pencak silat dimana pendekar-pendekar silat saling beradu jurus. Seminggu setelah haul desa (nyadran) masih ada acara yang tak kalah menarik yaitu haul mBah Sentono, dimana semua penduduk berdatangan membawa tumpeng (nasi kerucut) sambil berdo’a dan memohon kepada Allah SWT. Agar diberkahi segala hajat. Terkadang pula disitu ada acara membaca sholawat bersama-sama (hadrah).

NARASUMBER :
Nama               : Sulaiman, S.Pd
Umur               : 36 Tahun
   Jabatan                 : Tokoh Masyarakat
 
Demikian gambaran singkat Desa Abar-abir

SEJARAH DAN CERITA DESA BEDANTEN BUNGAH GRESIK


SEJARAH DAN CERITA DESA BEDANTEN

BUNGAH GRESIK

     Hampir semua orang Bedanten yang berumur di atas lima puluh tahun pernah Mendengar cerita          

       dari leluhurnya, bahwa dulu sebelum ada desa Bedanten ada sebuah kampung yang terletak di atas bukit, lebih tepatnya di sebelah utara desa sekarang  dan kampung tersebut bernama Danten Karso.
Disana hidup seorang tokoh  yang memiliki lima anak laki-laki dengan kehidupan sehai-harinya bertani dan berkebun.
Hingga pada suatu hari sang tokoh tersebut merasa perlu memberikan wejangan ( nasehat ) terhadap kelima anak laki-lakinya, agar perjalanan nasib hidup mereka dikemudian hari lebih baik dari kehidupan dirinya sekarang.

       Maka pada suatu hari dipanggilnya kelima anak laki-laki tersebut lalu diberi nasehat diantaranya berbunyi “Hai anak- anakku, dengarkan nasehat orang tuamu ini, bagi siapa saja  yang senang menjalani hidup dengan membuka ladang perkebunan,maka naiklah  kebukit, yaitu berjalan keutara hingga menuju hutan. Sedang bagi siapa saja yang senang menjalani hidup dengan cara bertani tambak, bertani sawah, dan nelayan, maka berjalanlah  menuruni bukit hingga sampai ke pesisir pantai yang letaknya di sebelah selatan kampung ini.”


      Maka setelah kelima anak laki-laki tersebut merenungkan apa yang diucapkan bapaknya. Terjadilah perpisahan  dengan diawali perginya saudara tertua yang bernama Wagiman.


     Saudara yang bernama Wagiman ini memilih menaiki bukit, sedang keempat saudara lainnya yang bernama : Wagito, warijan, warsito, dan Sanut, menuruni bukit hingga sampai dipesisir pantai

     Dipesisir itulah para anak muda ini menetap hingga bertahun-tahun, hidup dan mempertahankan diri dengan  menanam padi di sawah, bertambak,  juga ada yang mencari ikan kelaut bebas.


     Mereka  membuat perobahan besar terhadap  tepi lautanan, disulapnya  menjadi perkampungan dengan pola hidup beraneka ragam, yang akhirnya  bertahan hingga terbentuk suatu pemukiman baru.


      Semakin lama semakin banyak orang yang datang  mengikuti jejaknya, hingga beberapa tahun berikut tempat ini yang semula lautan  berkembang menjadi desa.
Dengan sebutan nama dari istilah Bedah artinya berubah, Seganten artinya Lautan.
Maka desa baru tersebut diberi nama dengan  Desa BEDANTEN yang artinya bedah seganten ( lautan yang berubah ).

T     A     M      A      T

   

      Disiapkan KPMD Bedanten

SEJARAH DESA BUNGAH DAN CERITA DESA BUNGAH


SEJARAH DESA BUNGAH DAN CERITA DESA BUNGAH GRESIK

Sejarah  desa  Bungah Dan Legenda nama Bungah

Pada zaman Sunan Giri ada seorang saudagar dari Bugis yang ikut menimba ilmu dari beliau di Giri Kedaton Gresik. Pada saat itu kapalnya berlabuh di wilayah Sedayu Lawas Tuban, saat menjalankan rutinitas beliau sebagai saudagar dan santri selalu menjajaki wilayah yang bisa dia jadikan tempat berlabuhnya kapal beliau. Pada saat itu ia bertemu dengan seorang yang bernama “ QOMAR “ yang dikemudian hari terkenal dengan sebutan K. Qomaruddin di Desa Pringgoboyo. Pada saat itu K. Qomari dibangunkan sebuah pesantren oleh ( Alim ) sebutan saudagar tersebut pada saat itu di Desa Pringgoboyo.

Setelah membesarkan pondok tersebut Alim kemudian meneruskan laju kapalnya hingga sampai di wilayah yang saat ini di sebut Desa Ngampel ( yang berarti pinjam tempat untuk bersandar ) dan menetap beberapa saat di sana, akan tetapi beliau terus mencari tempat yang cocok untuk mengembangkan usahanya hingga beliau sampai di wilayah seberang utara yang memang pada saat itu termasuk lahan yang subur, oleh karena itu kemudian beliau mengembangkan usahanya dengan menanamkan pohon kelapa dan berbagai macam bungah-bungah, hingga wilayah tersebut kemudian penuh dengan tanaman-tanaman tersebut, hingga akhirnya wilayah tersebut disebut “ DESA BUNGAH “

 NARA SUMBER . 

D.rs  H. ALI MUSTOFA
 sebagai tokoh masyarakat

 

SEJARAH DESA DAN CERITA DESA GUMENG BUNGAH GRESIK


SEJARAH DESA DAN CERITA DESA GUMENG
 BUNGAH GRESIK

Asal mulanya lahan yang berupa alas gambut yang amat lebat kemudian alas tersebut dibersihkan oleh musyafir yang berkelana melalui pesisir Tuban sampai pesisir ujung pangkah dan Randuboto, kemudian orang tersebut juga mencari pekerjaan dan kemudian orang tersebut mendapatkan pekerjaan. Setelah beliau mendapatkan pekerjaan beliau beristirahat dibawah pohon randu dan disebelahnya ada bata, makatersebutlah daerah tersebut menjadi desa Randuboto

kemudian orang tersebut berkelana lagi sambil membawabekal air minum putihyang ditaruh ditempat yang berasal dari bamboo yang dinamakan GUMBENG dan selanjutnya orang tersebut masih ada keturunan wali sunan Bonang dan beliau punya ilmu kebathinan yang sangat tinggi sehingga lambat laun orang tersebut membersihkan alas tersebut sedikity demi sedikit menjadi bersih dan berubah menjadi desa yang dinamakan DESAGUMENG. Gumeng adalah nama yang diambil dari tempat air putih yang berasal dari bamboo yang dinamakan Gumbeng. Itulah terjadinya asal mula Desa Gumeng


Nara Sumber Sejarah

Nama               : Bapak Harun
Umur               : 80 Tahun
Jabatan             : Tokoh Masyarakat
Alamat            : Dusun Gumeng
 

SEJARAH DESA DAN CERITA DESA INDRO DELIK BUNGAH GRESIK


SEJARAH DESA DAN CERITA DESA INDRO DELIK
BUNGAH GRESIK

Wilayah desa Indro Delik terbagi atas lima pedukuhan yaitu dusun indro, dusun delik, dusun gunung sari, dusun lebak dan dusun kanoman dan jarak antar dusun kurang lebih 1KM.
Konon menurut cerita dari sesepuh desa, dahulu kala tersebutlah sebuah desa bernama Giring. Dimana wilayah tersebut dikala itu merupakan hutan belantara.
Dan pada masa penjajahan daerah tersebut dan sekitarnya yaitu daerah bungah dab sekitarnya bersembunyi di daerah Giring tersebut.
Apalagi padamasa itu banyak tersohor orang-orang yang mempunyai kemampuan lebih dari manusia biasa, hal semacam itu memang terbukti dengan adanyapara ormas-ormas nasional kita, baik dari dalam desa sendiri maupun dari manca dusun yang bersembunyi diwilayah dusun tersebut dalam keadaan aman dan selamat. Hingga tersebutlah daerah atau dusun Giring menjadi desa Indro Delik sampai saat ini.

Dusun Gunung Sari

Alkisah menurut cerita ada seorang pertapa sakti yang lagi bertapa dilereng gunung. Suatu ketika sang pertapa berkata kepada warga sekitar lereng bahwa siapa saja tidak diperkenenkan memukul bakul nasi ketanah di tengah malam, apabila tidak ingin terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, petuah itu berlangsung sangat lama di pegang oleh warga.
Akan tetapi suatu ketika ada warga desa yang punya hajat. Dimana ada seorang warga yang ada di bagian dapur lupa tanpa sengaja memukulkan bakul ke tanah, lantas marah besarlah sang pertapa, maka dengan segala kesaktiannya ditendanglah gunung tersebut untuk puncaknya ada di bagian selatan yaitu wilayah Surabaya.
Itulah akhirnya ada dua dusun gunung sari yaaitu gunung sari bungah gresik dan dusun gunung sari yang ada di surabaya, dan bila ditinjau benarlah bahwa gunung sari berada di paling puncak dari ddaerah sekitarnya.
Di gunungsari juga terdapat telaga yang airnya dapat berubah-ubah dan juga bertuah, hal tersebut dibuktikan bahwa suatu ketika ada seorang desa lain menghina telaga tersebut dan sesampainya dirumah dia sakit dan tidak bisa sembuh, tetapi akhirnya sembuh dengan air telaga gunung sari.
Konon menurut cerita bahwa antara gunung sari, bungah dan bedanten itu sama atau bersaudara, maka tidak diperkenankan melakukan perkawinan diantara ketiga desa tersebut, dan hal itu berlaku sampai sekarang.


Narasumber :
Nama               : Mat Maqif
Umur               : 38 Tahun
Jabatan             : Tokoh Masyarakat
 

SEJARAH DESA DAN CERITA DESA KEMANGI BUNGAH GRESIK


SEJARAH DESA DAN CERITA DESA KEMANGI
 BUNGAH GRESIK

Desa Kemangi merupakan desa yang mayoritas penduduknya bermata pencaharian nelayan kerang, hal itu tidak dapat dipungkiri walaupun sekarang letaknya jauh dari laut, tetapi fakta membuktikan pada zaman dahulu desa Kemangi berada dekat dengan laut, tepatnya desa kemangi dahulu terletak di pesisir laut.
Nama Kemangi diambil dari kata KEMANGEN yang dalam bahasa sangsekerta berarti Pangkalan/ Pesisir. Yang karena letaknya dekat dengan laut dan berada di pesisir pantai maka dalam penyebaran agama Islam Desa Kemangi merupakan desa dengan penyebaran agama Islam yang tertua diwilayah Kecamatan Bungah, bahkan masjid yang dibangun merupakan masjid tertua di Bungah setelah Masjid Jami’ Kyai Gede Bungah. Pengembangan agama Islam juga pernah dilakukan oleh keturunan mBah Qomaruddin, tepatnya cucunya yang sekarang dimakamkan di pemakaman Islam Desa Kemangi. Menurut sejarah desa orang yang pertama kali mebuat nama desa Kemangi adalah mBah Sungeb yang merupakan orang asli Bawean. Di Desa Kemangi juga terdapat telaga air minum yang bernama telaga kembar kemangi yang konon masih ada hubungannya dengan Mbah Krono dan Mbah Itoh yang masih keturunan Sunan Bonang Tuban. sekarang makamnya berada di Desa Pegundan.
Inilah sejarah singkat Desa Kemangi yang dapat penulis telusuri. Semua kebenaran dari sejarah ini penulis serahkan pada kebesaran sang Khaliq, dan semoga penulis dimaafkan jika sejarah ini ada kekeliruan atau ada yang melenceng dari kebenaran.


NARASUMBER :
Nama         : SUPENAN
Umur         : 63 Tahun
Jabatan      : Sekretaris Desa
 

sejarah desa dan cerita desa sekec bungah

PROFIL DESA WATUAGUN BUNGAH GRESIK

 PROFIL DESA WATUAGUNG  BUNGAH GRESIK II.     VISI DAN MISI 2.1.     Visi Mewujudkan kesejahtraan sosial Ekonomi Masyarakat B...