Senin, 30 April 2018

SEJARAH DESA DAN CERITA DESA TAJUNG WIDORO

SEJARAH DAN LEGENDA DESA TAJUNGWIDORO 
BUNGAH GRESIK

I.             ASAL USUL WILAYAH MENGARE
Mengare adalah sebuah wilayah yang terletak di wilayah kecamatan Bungah, daerah ini merupakan pulai kecil dan hamper seluruh wilayahnya merupakan lembah atau tanah “Ngarai”, mungkin dari kata ngarai inilah yang menyebabkan wilayah ini dinamakan “Mengare”.
Mengare terdiri dari tiga Desa yaitu : Watuagung, Kramat dan Tajungwidoro. Adapun letaknya di sebelah selatan yang dibatasi oleh wilayah kecamatan Manyar dan sebelah barat berbatasan dengan desa Bedanten dan di sebelah utara dan timur merupakan laut jawa yang merupakan perbatasan selat Madura.

Adapun asal usul kejadiannya merupakan legenda adalah berasal dari seekor ular raksasa yang menurut cerita ular ini berasal dari Solo Jawa Tengah yang jatuh cinta dan ingin melamar putri solo, tetapi sang ptri tidak mau dan lari entah kemana, sang ular terus mencari dengan menelusuri bengawan solo hingga sampai ke muaranyadi laut jawa, setelah berbulan – bulan sang putri tidak di ketemukan ular raksasa tersebut merasa kepayahan dan putus asa, akhirnya berhenti di muara itu dan melingkar bertapa sampai bertahun tahun hingga terendam dan menjadi daratan yang sekarang di kenal dengan sebutan Mengare.

II.           ASAL USUL DESA TAJUNGWIDORO
Tajungwidoro merupakan salah satu desa yang berada di Wilayah Mengare, nama Tajungwidoro atau Ujungdoro ini diambil dari petualangan salah seorang tokoh yang menurut cerita dalam babat tanah Mengare bernama Joko Mustopo, Joko Mustopo ini adalah tokoh sakti yang memiliki dua senjata Gongseng kencono dan Caluk Cerancam, kedua senjata ini mempunyai fungsi yang berbeda, tatapi keduanya saling mendukung peran bagi pemiliknya, karena Gongseng Kencono dapat digunakan untuk berjalan di atas air sedangkan Caluk Cerancam bisa membawa pemiliknya terbang.
Konon Caluk Cerancam ini merupakan pemberian dari seorang janda tua yang merupakan gurunya dan sekaligus merupakan ibu angkatnya. Adapun Gongseng Kencono ini berasal dari seekor binatang yaitu babi hutan atau celeng yang direbut oleh Joko Mustopo, karena Joko Mustopo sangat tertarik dengan kesaktian Celeng tersebut yang bisa berjalan di atas air.
Menurut cerita Joko Mustopo sedang berada di muara bengawan solo yang terletak di ujung timur utara wilayah Mengare, ketika iut sedang melihat ada seekor babi lautan yang sedang berjalan di atas air menuju ke arahnya menetang ingin mengajak berperang, Joko Mustopo hamper kewalahan menghadapinya, tetapi pada akhirnya kalung di leher celeng yang berupa Gongseng Kencono itu dapat di rebut dan Babi hutan berlari kea rah barat dan meniggal di pinggir sungai dan konon akhirnya menjadi sebuah batu yang berbentuk Celeng dan daerah ini sekarang dinamakan Watu Celeng.
Setelah ditinggal lari oleh Babi Hutan yang telah dikalahkan tadi, Joko Mustopo merasa lapar dan haus kemudian ia berjalan menelusuri pantai dan menemukan banyak tumbuhan “Doro” yaitu pohon yang tangkai dan rantingnya sedikit berduri tetapi buahnya manis, buah inilah yang dapat menolong Joko Mustopo dari rasa laparnya, kemudian dia berucap “Besok nek ono rejane jaman deso iki tak arani Ujungdoro” sekarang dikenal dengan nama “Tajungwidoro” yang menurut analisa berasal dari “Tanjung wit doro”.
Desa ini sekarang terdapat enam dusun yang masing – masing dusun memiliki sejarah dusun – dusun itu adalah Tanjungsari - sidorukun, dusun Pesisir barat – Dusun Sumber sari, dusun Salafiah dan dusun Sidofajar atau Pesanggraan.
Salah satu sejarah dusun yang unik adalah dusun Sumber Sari, dinamakan Sumber Sari karena di situ terdapat sebuah sumur yang airnya tidak pernah habis walaupun telah diambil oleh seluruh warga desa untuk air minum, konon sumur ini merupakan sumur buatan seorang wali yang diperlakukan tidak adil oleh salah seorang warga. Menurut cerita ada orang lewat dan merasa haus, dan di kampung tersebut ada warga yang memiliki pohon tebu,orang asing itu minta tetapi tidak diberi, malah tebu yang dimilikinya itu dikatakan bukan tebu tetapi pohon perumpung, lalu orang asing itu berucap “Mugo – mugo  dadio perumpung temenan” (mudah – mudahan jadi perumpung sungguhan), maka benar pohon tebu itu jadi pohon perumpung. Kemudian orang asing itu dengan tangannya tanpa menggunakan bantuana alat apapun mengali tanah yang berbatu dan akhirnya keluar sumber mata air yang luar biasa jernihnya, sampai sekarang sumur yang kedalamannya hanya kurang lebih 75 cm itu dijadikan suber air minum warga Desa Tajungwidoro. \


Narasumber :

Nama        : H. Khafid
Umur          : 56 Tahun
Jabatan   : Tokoh Masyarakat
 

SEJARAH DESA DAN CERITA DESA ABAR-ABIR BUNGAH GRESIK


SEJARAH DESA  DAN CERITA DESA ABAR-ABIR
 BUNGAH GRESIK


1. Sejarah Desa Abar-abir
Setiap desa atau daerah pasti memiliki sejarah dan latar belakang tersendiri yang merupakan cerminan dari karakterdan cirri khas dari suatu daerah sejarah desa atau daerah. Sejarah desa atau daerah seringkali tertuang dalam dongeng-dongeng yang diwariskan secara turun-temurun dari mulut kemulut sehingga sulit dibuktikan dan tidak jarang dihubungkan dengan mithos tempat-tempat tertentu yang dianggap keramat. Desa abar-abir memiliki latar belakang tersebut yang tertuang dalam kisah-kisah berikut ini.

2. Asal-Usul (legenda) Desa Abar-abir
Dari berbagai sumber terpercaya dapat ditelusuri dan digali asal-usul desa abar-abir yang cukup variatif, akan tetapi dapat ditarik kesimpulan yang dapat diceritakan dari legenda-legenda desa abar-abir yang mempunyai dua makam sejarah yang setiap tahun dikunjungi oleh para peziarah yang tentunya memiliki maksud dan tujuan tersendiri yaitu makam mBah Sentono yang letaknya diujung timur (agak selatan) muka desa mBah celoreng diujung utara muka desa.

3. Legenda Nama Abar-abir
Legenda penamaan desa abar-abir tidak lepas dari sejarah nenek moyang. Konon abar-abir berasal dari nama Obar-abir yang artinya mengabarkan berita, bahwa mBah Celoreng menemukan sebuah daratan yang berdekatan dengan gunung mentung (sekarang terkenaldengan gunung penthung dimana disitu terdapat makam Raden Sakti yang masih keturunan Sunan Giri.
Ada juga yang mengatakan dari kata Obrak-abrik yang artinya merusak/mencari sesuatu dimana tempat tersebut masih berbentuk belantara ditumbuhi pohon-pohon besar dipuja-puja, sehingga dengan adanya Islam masuk daerah tersebut dibongkar paksalah dengan mengobrak-abrik apapun yang menjadi sesembahan orang-orang tersebut.
Disamping itu ada yang mengatakan nam tersebut berasal dari bahasa Arab yang artinya Abar-abir adalah Abirru-birri, yang mempunyai makna bagusnya bagus dan sejarah terus turun temurun dan sampai sekarang masih menghormati dua makam bersejarah yang masih dianggap keramat dan setiap tahun tetap diperingati. Yaitu pada hari kamis pon pada bulan jumadil akhir atau pada habis panen, karena desa abar-abir umumnya petani, akan tetapi sekarang sudah bergesr jadi pekerja pabrik, karena tempat-tempat bercocok tanam sudah beralih fungsi menjadi pabrik-pabrik.
Pada acara peringatan haul desa yang masih berlanjut sampai sekarang adalah tradisi membuat lepet (makanan dari jamur kelapa) pada acara tersebut sanak-saudara yang jauh saling berdatangan, disamping silaturrahim ada juga yang ingin menyaksikan tradisi pencak silat dimana pendekar-pendekar silat saling beradu jurus. Seminggu setelah haul desa (nyadran) masih ada acara yang tak kalah menarik yaitu haul mBah Sentono, dimana semua penduduk berdatangan membawa tumpeng (nasi kerucut) sambil berdo’a dan memohon kepada Allah SWT. Agar diberkahi segala hajat. Terkadang pula disitu ada acara membaca sholawat bersama-sama (hadrah).

NARASUMBER :
Nama               : Sulaiman, S.Pd
Umur               : 36 Tahun
   Jabatan                 : Tokoh Masyarakat
 
Demikian gambaran singkat Desa Abar-abir

SEJARAH DAN CERITA DESA BEDANTEN BUNGAH GRESIK


SEJARAH DAN CERITA DESA BEDANTEN

BUNGAH GRESIK

     Hampir semua orang Bedanten yang berumur di atas lima puluh tahun pernah Mendengar cerita          

       dari leluhurnya, bahwa dulu sebelum ada desa Bedanten ada sebuah kampung yang terletak di atas bukit, lebih tepatnya di sebelah utara desa sekarang  dan kampung tersebut bernama Danten Karso.
Disana hidup seorang tokoh  yang memiliki lima anak laki-laki dengan kehidupan sehai-harinya bertani dan berkebun.
Hingga pada suatu hari sang tokoh tersebut merasa perlu memberikan wejangan ( nasehat ) terhadap kelima anak laki-lakinya, agar perjalanan nasib hidup mereka dikemudian hari lebih baik dari kehidupan dirinya sekarang.

       Maka pada suatu hari dipanggilnya kelima anak laki-laki tersebut lalu diberi nasehat diantaranya berbunyi “Hai anak- anakku, dengarkan nasehat orang tuamu ini, bagi siapa saja  yang senang menjalani hidup dengan membuka ladang perkebunan,maka naiklah  kebukit, yaitu berjalan keutara hingga menuju hutan. Sedang bagi siapa saja yang senang menjalani hidup dengan cara bertani tambak, bertani sawah, dan nelayan, maka berjalanlah  menuruni bukit hingga sampai ke pesisir pantai yang letaknya di sebelah selatan kampung ini.”


      Maka setelah kelima anak laki-laki tersebut merenungkan apa yang diucapkan bapaknya. Terjadilah perpisahan  dengan diawali perginya saudara tertua yang bernama Wagiman.


     Saudara yang bernama Wagiman ini memilih menaiki bukit, sedang keempat saudara lainnya yang bernama : Wagito, warijan, warsito, dan Sanut, menuruni bukit hingga sampai dipesisir pantai

     Dipesisir itulah para anak muda ini menetap hingga bertahun-tahun, hidup dan mempertahankan diri dengan  menanam padi di sawah, bertambak,  juga ada yang mencari ikan kelaut bebas.


     Mereka  membuat perobahan besar terhadap  tepi lautanan, disulapnya  menjadi perkampungan dengan pola hidup beraneka ragam, yang akhirnya  bertahan hingga terbentuk suatu pemukiman baru.


      Semakin lama semakin banyak orang yang datang  mengikuti jejaknya, hingga beberapa tahun berikut tempat ini yang semula lautan  berkembang menjadi desa.
Dengan sebutan nama dari istilah Bedah artinya berubah, Seganten artinya Lautan.
Maka desa baru tersebut diberi nama dengan  Desa BEDANTEN yang artinya bedah seganten ( lautan yang berubah ).

T     A     M      A      T

   

      Disiapkan KPMD Bedanten

SEJARAH DESA BUNGAH DAN CERITA DESA BUNGAH


SEJARAH DESA BUNGAH DAN CERITA DESA BUNGAH GRESIK

Sejarah  desa  Bungah Dan Legenda nama Bungah

Pada zaman Sunan Giri ada seorang saudagar dari Bugis yang ikut menimba ilmu dari beliau di Giri Kedaton Gresik. Pada saat itu kapalnya berlabuh di wilayah Sedayu Lawas Tuban, saat menjalankan rutinitas beliau sebagai saudagar dan santri selalu menjajaki wilayah yang bisa dia jadikan tempat berlabuhnya kapal beliau. Pada saat itu ia bertemu dengan seorang yang bernama “ QOMAR “ yang dikemudian hari terkenal dengan sebutan K. Qomaruddin di Desa Pringgoboyo. Pada saat itu K. Qomari dibangunkan sebuah pesantren oleh ( Alim ) sebutan saudagar tersebut pada saat itu di Desa Pringgoboyo.

Setelah membesarkan pondok tersebut Alim kemudian meneruskan laju kapalnya hingga sampai di wilayah yang saat ini di sebut Desa Ngampel ( yang berarti pinjam tempat untuk bersandar ) dan menetap beberapa saat di sana, akan tetapi beliau terus mencari tempat yang cocok untuk mengembangkan usahanya hingga beliau sampai di wilayah seberang utara yang memang pada saat itu termasuk lahan yang subur, oleh karena itu kemudian beliau mengembangkan usahanya dengan menanamkan pohon kelapa dan berbagai macam bungah-bungah, hingga wilayah tersebut kemudian penuh dengan tanaman-tanaman tersebut, hingga akhirnya wilayah tersebut disebut “ DESA BUNGAH “

 NARA SUMBER . 

D.rs  H. ALI MUSTOFA
 sebagai tokoh masyarakat

 

SEJARAH DESA DAN CERITA DESA GUMENG BUNGAH GRESIK


SEJARAH DESA DAN CERITA DESA GUMENG
 BUNGAH GRESIK

Asal mulanya lahan yang berupa alas gambut yang amat lebat kemudian alas tersebut dibersihkan oleh musyafir yang berkelana melalui pesisir Tuban sampai pesisir ujung pangkah dan Randuboto, kemudian orang tersebut juga mencari pekerjaan dan kemudian orang tersebut mendapatkan pekerjaan. Setelah beliau mendapatkan pekerjaan beliau beristirahat dibawah pohon randu dan disebelahnya ada bata, makatersebutlah daerah tersebut menjadi desa Randuboto

kemudian orang tersebut berkelana lagi sambil membawabekal air minum putihyang ditaruh ditempat yang berasal dari bamboo yang dinamakan GUMBENG dan selanjutnya orang tersebut masih ada keturunan wali sunan Bonang dan beliau punya ilmu kebathinan yang sangat tinggi sehingga lambat laun orang tersebut membersihkan alas tersebut sedikity demi sedikit menjadi bersih dan berubah menjadi desa yang dinamakan DESAGUMENG. Gumeng adalah nama yang diambil dari tempat air putih yang berasal dari bamboo yang dinamakan Gumbeng. Itulah terjadinya asal mula Desa Gumeng


Nara Sumber Sejarah

Nama               : Bapak Harun
Umur               : 80 Tahun
Jabatan             : Tokoh Masyarakat
Alamat            : Dusun Gumeng
 

SEJARAH DESA DAN CERITA DESA INDRO DELIK BUNGAH GRESIK


SEJARAH DESA DAN CERITA DESA INDRO DELIK
BUNGAH GRESIK

Wilayah desa Indro Delik terbagi atas lima pedukuhan yaitu dusun indro, dusun delik, dusun gunung sari, dusun lebak dan dusun kanoman dan jarak antar dusun kurang lebih 1KM.
Konon menurut cerita dari sesepuh desa, dahulu kala tersebutlah sebuah desa bernama Giring. Dimana wilayah tersebut dikala itu merupakan hutan belantara.
Dan pada masa penjajahan daerah tersebut dan sekitarnya yaitu daerah bungah dab sekitarnya bersembunyi di daerah Giring tersebut.
Apalagi padamasa itu banyak tersohor orang-orang yang mempunyai kemampuan lebih dari manusia biasa, hal semacam itu memang terbukti dengan adanyapara ormas-ormas nasional kita, baik dari dalam desa sendiri maupun dari manca dusun yang bersembunyi diwilayah dusun tersebut dalam keadaan aman dan selamat. Hingga tersebutlah daerah atau dusun Giring menjadi desa Indro Delik sampai saat ini.

Dusun Gunung Sari

Alkisah menurut cerita ada seorang pertapa sakti yang lagi bertapa dilereng gunung. Suatu ketika sang pertapa berkata kepada warga sekitar lereng bahwa siapa saja tidak diperkenenkan memukul bakul nasi ketanah di tengah malam, apabila tidak ingin terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, petuah itu berlangsung sangat lama di pegang oleh warga.
Akan tetapi suatu ketika ada warga desa yang punya hajat. Dimana ada seorang warga yang ada di bagian dapur lupa tanpa sengaja memukulkan bakul ke tanah, lantas marah besarlah sang pertapa, maka dengan segala kesaktiannya ditendanglah gunung tersebut untuk puncaknya ada di bagian selatan yaitu wilayah Surabaya.
Itulah akhirnya ada dua dusun gunung sari yaaitu gunung sari bungah gresik dan dusun gunung sari yang ada di surabaya, dan bila ditinjau benarlah bahwa gunung sari berada di paling puncak dari ddaerah sekitarnya.
Di gunungsari juga terdapat telaga yang airnya dapat berubah-ubah dan juga bertuah, hal tersebut dibuktikan bahwa suatu ketika ada seorang desa lain menghina telaga tersebut dan sesampainya dirumah dia sakit dan tidak bisa sembuh, tetapi akhirnya sembuh dengan air telaga gunung sari.
Konon menurut cerita bahwa antara gunung sari, bungah dan bedanten itu sama atau bersaudara, maka tidak diperkenankan melakukan perkawinan diantara ketiga desa tersebut, dan hal itu berlaku sampai sekarang.


Narasumber :
Nama               : Mat Maqif
Umur               : 38 Tahun
Jabatan             : Tokoh Masyarakat
 

SEJARAH DESA DAN CERITA DESA KEMANGI BUNGAH GRESIK


SEJARAH DESA DAN CERITA DESA KEMANGI
 BUNGAH GRESIK

Desa Kemangi merupakan desa yang mayoritas penduduknya bermata pencaharian nelayan kerang, hal itu tidak dapat dipungkiri walaupun sekarang letaknya jauh dari laut, tetapi fakta membuktikan pada zaman dahulu desa Kemangi berada dekat dengan laut, tepatnya desa kemangi dahulu terletak di pesisir laut.
Nama Kemangi diambil dari kata KEMANGEN yang dalam bahasa sangsekerta berarti Pangkalan/ Pesisir. Yang karena letaknya dekat dengan laut dan berada di pesisir pantai maka dalam penyebaran agama Islam Desa Kemangi merupakan desa dengan penyebaran agama Islam yang tertua diwilayah Kecamatan Bungah, bahkan masjid yang dibangun merupakan masjid tertua di Bungah setelah Masjid Jami’ Kyai Gede Bungah. Pengembangan agama Islam juga pernah dilakukan oleh keturunan mBah Qomaruddin, tepatnya cucunya yang sekarang dimakamkan di pemakaman Islam Desa Kemangi. Menurut sejarah desa orang yang pertama kali mebuat nama desa Kemangi adalah mBah Sungeb yang merupakan orang asli Bawean. Di Desa Kemangi juga terdapat telaga air minum yang bernama telaga kembar kemangi yang konon masih ada hubungannya dengan Mbah Krono dan Mbah Itoh yang masih keturunan Sunan Bonang Tuban. sekarang makamnya berada di Desa Pegundan.
Inilah sejarah singkat Desa Kemangi yang dapat penulis telusuri. Semua kebenaran dari sejarah ini penulis serahkan pada kebesaran sang Khaliq, dan semoga penulis dimaafkan jika sejarah ini ada kekeliruan atau ada yang melenceng dari kebenaran.


NARASUMBER :
Nama         : SUPENAN
Umur         : 63 Tahun
Jabatan      : Sekretaris Desa
 

SEJARAH DAN CERITA DESA KISIK BUNGAH GRESIK


SEJARAH  DAN CERITA DESA KISIK 
BUNGAH GRESIK

Kurang lebih 400 tahun yang lalu, ada sekelompok masyarakat yang bermukim di lereng gunung pentung di situ terdapat pantai pesisir laut Jawa. Karena tempat tersebuta banyak hutan pohon jarak sehingga masyarakat yang berdiam di tempat ini memberi nama Karang Jarak dan lama kelamaan pantai tersebut mengalami pendangkalan yang disebabkan endapan lumpur Bengawan Solo sehingga terbentuklah sebuah daratan yang pada akhirnya bisa dimanfaatkan oleh penduduk Desa baik sebagai lahan pertanian maupun tempat pengembanganpemukiman. Karena endapan lumpur ini merupakan campuran dari endapan lumpur pantai dan endapan lumpur bengawan solo maka tanah di situ dinamakan tanah Gisik  asal dari kata Gasik (Jawa). Dan dengan pengembangan pemukiman penduduk tanah gisiktersebut dijadikanoleh masyarakat sebagai tempat pemukiman baru yang di beri nama Kisik, kemudian digabungkan menjadi DESA KISIK KARANG JARAK.
Menurut cerita leluhur Desa Kisik Karang Jarak, ketika disebelah utara Desa masih jadi pantai, ada musafir yang singgah di wilayah Desa Karang Jarak beliau adalah Waliyulloh Mbah Sayyid Iskandar Idris dan Mbah Sayyid Abdulloh. Beliau datang ke wilayah ini melalui lautan. Menurut cerita, awalnya beliau datang ke wilayah ini bertempat di dataran tinggi sekitar 500 m dari Desa Karang Jarak, dengan tujuan menyebarkan agama Islam. Dalam perkembangannya di tempat ini beliau mendirikan langgar (Mushollah) untuk pengembangan agama, hal ini terbukti dengan peninggalan beliau yang berupa pohon Randu yang oleh masyarakat dinamakan Randu Langgar karena pohon tersebut bersebelahan dengan langgar dan sampai sekarang pohon tersebut masih ada.
Kemudian tidak diketahui sebabnya kedua musafir ini pindah ke tempat yang lebih dekat dengan Desa Kisik Karang Jarak kira-kira 75 m dari Desa Kisik Karang Jarak, kemudian di tempat ini beliau mendirikan tempat ibadah semacam Musholla untuk mengembangkan agama dan pada masa pengembangan ini beliau berhasil mempunyai banyak santri hal ini terbukti banyaknya makam islam yang diyakini sebagai makam santri. Makam-makam tersebut berada di sekitar makam Mbah Sayyid Iskandar Idris dan Mbah Sayyid Abdulloh.
Menurut cerita, Mbah Sayyid Iskandar ini berasal dari daerah Derajat Paciran Lamongan, adapun Mbah Sayyid Abdulloh berasal dari Madura beliau adalah menantu dari Mbah Sayyid Iskandar Idris. Dan dalam masa ini beliau berencana mendirikan sebuah masjid. Namun adanya suatu hal yang tidak sesuai dengan harapan beliau maka rencana tersebut tidak bisa dilaksanakan. Hal ini terbukti dengan adanya bahan bangunan masjid yang berupa batu merah yang masih utuh dan sampai sekarang masih ada.
Dan pada masa beliau ada sebuah kejadian yang menarik, hal ini diutarakan oleh Mbah Bakir dari Rengel Tuban. Beliau ini termasuk anak cucu dari Mbah Sayyid Iskandar Idris. Beliau menceritakan bahwa pada waktu Mbah Sayyid Iskandar Idris menulis sebuah kitab kemudian tinta beliau tumpah karena keistimewaan karomah beliau, tinta tersebut berubah menjadi sendang yang mengeluarkan air bersih yang sangat jernih dan deras mata airnya karena keistimewaan tinta tersebut, air yang ada di sendang ini warnanya jernih kebiru-biruan. Sendang tersebut dikenal oleh masyarakat Kisik Karang Jarak dengan sebutan Telaga Biru dan sampai saat ini keberadaan sendang tersebut masih ada yaitu disebelah timur pemukiman penduduk.
Konon pada suatu waktu ada penduduk Desa Kisik yang menunaikan ibadah Haji ketika dia mau berangkat haji, beliau mengambil air sendang tersebut setelah sampai di Makkatul Mukarromah air yang asalnya jernih kebiruan berubah menjadi biru seperti tinta. Pada awalnya sumber mata air tersebut sangat deras sekali sehingga mampu dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar baik untuk mandi, irigasi, pertanian dan lain-lain. Tapi karena kurangnya perawatan dan termakan oleh usia sendang tersebut mengalami pedangkalan sehingga sumber mata air tersebut sangat berkurang sekali dan tidak dapat dimanfaatkan untuk irigasi pertanian dan lain-lain.




NARASUMBER :

Nama       : H. Muhammad Kholil
Umur       :  70 Tahun
Jabatan    : Tokoh Agama
 

SEJARAH DESA DAN CERITA DESA MASANGAN BUNGAH GRESIK


SEJARAH DESA DAN CERITA DESA  MASANGAN
BUNGAH GRESIK

          Awal mula terbentuknya Desa Masangan. Di mulai ketika pertengahan abad 16 M. Ketika itu wilayah yang didiami oleh masyarakat desa Masangan saat ini sekitar tahun 1517 merupakan pusat industri. Pusat industri dari berbagai macam prodduksi yang beralokasi di  tegal PANDEAN. Sementara lokasi perdagangan ada di PASARDINAN. Tapi belum tahu nama yang ditempati. Dalam keadaan yang sangat ramai perdagangan industri tersebut, semakin hari semakin berkurang jumlah para pedagang dan industrial lenyap tanpa jejak dan berita. Yang menjadikan risau sang penguasa yang pada saat itu pusat perdagangan dipimpin oleh wanita muda yang menjadi AKUWU (kepala desaa).          Situasi dan kondisi yang desas desus tentang berkurang dan hilangnya masyarakat, menjadikan Akuwu bertanya dan berfikir “ ada apa di balik gerangan itu” maka diadakannya musyawarah untuk membahas situasi yang berkembang. Maka dibentuk berbagai seksi untuk menyelidiki dan menganggulangi masalah yang sedang berkembang. Dari berbgai pantauan para telik sendi (mata-mata) dicapai keterangan bahwa peenyebab ulah yaitu seorang raksasa dari jenis jin yang bernama BUTO IJO, yang setiap harinya memangsa beberapa orang penduduk dimalam hari. akhirnya sang akuwu mengambil kesimpulan bahwa untuk mendapat jawaban dari semua ini harus melakukan topobroto atau bersemedi selama 33 hari 33 malam.Dan waktu bersemedi menghasilkan sebuah wisik bahwa Buto Ijo harus dimusnahkan dengan cara dijebak didalam sebuah pasangan yang terdiri dari sebuah GROGOL dan JALA RANTAI serta sebuah pedang raksasa yang bernama JOKO MANTRU. Dan semua itu hanya bisa didapat dengan topo broto yang dilakukan didalam sebuah pesanggahan, dan tidak boleh diganggu selama 77 hari, akhirnya pusaka-pusaka tersebut bisa didapatkan pada malam Jum’at kliwon pada malam bulan Syuro tahun Saka.Dan semua itu harus menggunakan umpan berupa sepasang anak remaja bule lelaki dan wanita dan harus diberi pengharuman dan penyedap untuk menarik sang Buto. Tak khayal ketika terbangun Buto Ijo yang lapar berusaha untuk mencari mangsa kembali. Tujuh langkah berangkat  sanng buyo mencium bau enak dari yang begitu menggugah selera.Dalam hal ini sang Buto ada keinginan untuk makan. Langkah demi langkah telah dilakukan yang akhirnya membawa ke suatu tempat yang ada didalamnya sepasang bule lelaki dan perempuan yang begitu menarik perhatiannya, dalam posisi mengintai dibalik kelihaiannya Sang Akuwu memerintah hulu balangnya untuk menyiapkan pasangan yang dihasilkan dari tapa brata, perintah Akuwu jala rantai harus dikembangkan kearah grogol, tempat sang umpan disiapkan.Akhirnya Buto Ijo masuk dalam perangkat jala rantainya, dengan menghentak Buto Ijo sangat marah sampai aungannya bisa didengar sampai kejauhan, Buto Ijo yang memiliki kesaktian mandra guna menggunakan ajian kekrek wojo untuk merobek jala rantai bagian atas, yang akhirnya sang Akuwu dalam keadaan panik, dalam kepanikannya menginginkan agar masalah ini bisa dipecahkan dari gusti kang reksa jagad.Dengan perintahnya sang Akuwu, para prajurit tangan kanannya untuk memenggal kepala sang Buto Ijo yang telah merobek jala rantai tersebut sehingga mencuat dari jala rantainya. Secepat kilat pedang Joko Mantru disabetkan kearah leher sang Buto dan terlempar jauh ke bengawan Solo, badannya melayang kesebelah barat tepatnya di desa Mojopuro Wetaan dan pedangnya tertancap di sebuah bukit kemudian menjadi batu yang saat ini dinamakan Pereng Medang, semua hulu bertepuk sorak atas keberhasilan yang mereka capai dan mereka mengadakan pesta 7 hari atas keberhasilannya, diaadakan penobatan dan pergantian nama sang Akkuwu menjadi Nyai Buyut Arum Masangan dan sekaligus tanah kekuasaannya dinamakan tanah Masangan. Dalam menandai wilayahnya sang Akuwu membuat pembakaran, sedang abu yang bertebangan dari pembakaran tersebut dijadikan sebagai tanda dari wilayah Buyut Arum Masangan. Maka sejak saat itu desa itu dinamakan desa Masangan. 






NARASUMBER :
Nama       : Ainur Rofiq
Umur       : 46  Tahun
Jabatan    : Kepala Desa
 


SEJARAH DAN CERITA DESA MELIRANG BUNGAH GRESIK


SEJARAH DAN CERITA DESA  MELIRANG
 BUNGAH GRESIK

                  DESA MELIRANG MERUPAKAN DESA YANG BERADA DI SEBELAH BARAT KECAMATAN BUNGAH KABUPATEN GRESIK. SEBAGIAN BESAR ATAU SEKITAR 70% WILAYAH DESA MELIRANG BERADA DI DAERAH PERBUKITAN YANG TANDUS, DAN HANYA 30% YANG BERADA DILEMBAH YANG SUBUR. DI DAERAH PERBUKITAN UMUMNYA DIGUNAKAN SEBAGAI LAHAN PERTANIAN PERLADANGAN YANG SIFAT PENANAMANNYA HANYA TERGANTUNG PADA MUSIM PENGHUJAN. DAN DIWILAYAH LEMBAH DIGUNAKAN SEBAGAI LAHAN PERTANIAN PADI DAN PERIKANAN.

            DESA MELIRANG BERBATASAN, SEBELAH UTARA DENGAN DESA RACI WETAN, SEBELAH BARAT DENGAN DESA MOJOPURO WETAN, SEBELAH SELATAN DENGAN SUNGAI BENGAWAN SOLO, DAN SEBELAH TIMUR BERBATASAN DENGAN DESA MASANGAN DAN DESA SIDOREJO. PADA UMUMNYA PENDUDUK DESA MELIRANG BERKERJA DI SEEKTOR WIRASWASTA DAN SEBAGAI BURU PABRIK HANYA SEDIKIT YANG BERKERJA DISEKTOR FORMAL.
            DESA MELIRANG TERBAGI MENJADI 9 PEDUKUAN ATAU DUSUN YANG TERPISAHKAN ANTARA DUSUN SATU DENGAN YANG LAINYA BERUPA LAHAN PERKEBUNAN DAN LAHAN TIDUR. YAKNI DUSUN MELIRANG WETAN, DUSUN MELIRANG KULON, DUSUN GALALO, DUSUN KALIMALANG, DUSUN PERENG KULON, DUSUN PERENG WETAN, DUSUN NONGKO DAN DUSUN SIDODADI. SEBENARNYA ADA SATU DUSUN LAGI YANG MENGALAMI BEDOL DUSUN YANG MYARAKATNYA PINDAH KE DAERAH LAIN YAKNI DUSUN PENGKOL. DAN DUSUN INI TINGGAL BEBERAPA RUMAH YANG TIDAK BERPENGHUNI SEHINGGA SEKARANG DUSUN TERSEBUT DIHAPUSKAN.

            ASAL - MUASAL NAMA DESA MELIRANG ADALAH MENURUT LEGENDA DAN CERITA RAKYAT YANG BERKEMBANG DI MASYARAKAT DESA MELIRANG. BERMULA PADA SAAT TANAH JAWA DIKUASAI OLEH KERAJAAN KEDIRI YANG PADA WAKTU ITU ADA SEORANG PUTRI DARI KEDIRI KARENA MELAKUKAN SUATU KESALAHAN SEHINGGA DI BUANG DIDAERAH SEKITAR DESA MELIRANG. PUTRI ITU DIASINGKAN DENGAN BEBERAPA ABDI DARI KERAJAAN KEDIRI KEMUDIAN PUTRI TERDEBUT MENDIRIKAN SEBUAH RUMAH YANG BESAR DIBUKIT KEDATON PUTRID ITU BERNAMA PUTRI PUTUT KEDATON ATAU ADA YANG MENYEBUTNYA PUTRI CANDI KEDATON, DAN JUGA PUTRI TERSEBUT MENDIRIKAN SEBUAH CANDI DIATAS SEBUAH BUKIT, 200 METER DIBELAKAN BALAI DESA, DESA MELIRANG SEKARANG. PENINGGALAN PUTRI YANG LAINYA YAKNI BERUPA TELAGA YANG DI NAMAI TELOGO BUNGSUNG DAN SEBUAH SENDANG ATAU TENPAT PEMANDIAN UMUN YANG BERADA DIDESA MELIRANG WETAN YANG DINAMAI SENDANG PANCURAN.
           
            PADA SAAT SAAT ITU PUTRI SEDANG MELAKUKAN AKTIFITASNYA SEHARI-HARI DI TANAH PENGASINGAN TERSEBUT. IA SEDANG MENYULAM SEBUAN BAJU DAN ALAT SULAMNYA TERJATUH KEDALAM TELAGA BUNGSUNG, TERUS IA MEMBUAT SAYEMBARA BARANG SIAPA YANG DAPAT MENEMUKAN ALAT SULAMNYA MAKA IA AKAN MENJDI SUAMINYA KALAU LAKI-LAKI DAN AKAN MENJADI SAUDARANYA JIKA IA SEORANG PEREMPUAN. ALANGKAH TERKEJUTNYA PUTRI PUTUT KEDATON MERLIHAT YANG MENEMUKANYA ADALAH SEEKOR ANJING HITAM BERJENIS KELAMIN JANTAN. ANJING TERSEBUT ADALAH JELMAAN MANUSIA YANG DIKUTUK OLEH DEWA KARENA MELAKUKAN PERBUATAN YANG TIDAK TERPUJIH DAN KEBETULAN ANJING TERSEBUT MENDENGAR UCAPAN PUTRI CANDI BANG, KARENA SUDAH BERJANJI MAKA PUTRI MENIKAHI ANJING TERSEBUT. ANJING TERSEBUT BERNAMA ASU BLANGYOYANG. DARI HASIL PERKAWINANNYA PUTRI DIKARUHNIAI SEORANG ANAK LAKI-LAKI YANG TAMPAN YANG DIBERI NAMA PANGERAN BUTOSENO.

            PADA SUATU HARI PANGERAN BUTOSENO TELAH GENAB BERUSIA 12 TAHUN, PADA WAKTU ITU IBUNYA INGIN SEKALI MEMASAK HATI SEEKOR RUSA SEHINGGA MENYURU PANGERAN BOTO SENO UNTUK BERBURU RUSA, BRANGKATLAH PANGERAN BOTO SENO KEDALAM HUTAN DITEMANI OLEH ANJING BLANGYOYANG SEHARIAN MENCARI RUSA NAMUN IA TIDAK MENDAPATKANNYA SEHINGGA IA KESAL KEMUDIAN IA MEMBUNUH ASU BALNGYOYANG DAN MENGAMBIL HATINYA KARENA IA TAKUT PADA IBUNYA TIDAK DAPAT HATI RUSA. PANGERAN BOTOSENO TIDAK TAHU KALAU ANJING YANG DIBUNUHNYA ITU ADALAH AYAHNYA SENDIRI SEDANGKAN JASAD ANJING TERSEBUT DIMAKAMKAN DISEBUAH GUNDUKAN TANAH YANG AGAK TINGGI OLEH MASYARAKAT SEKARANG DINAMAKAN GUNUNG KOLO MONGSO.  KEMUDIAN IA PULANG DENGAN MEMBAWAH HATI ANJING TERSEBUT DAN DIBERIKAN KEPADA IBUNYA. IBUNYA  LANGSUNG MEMASAK HATI SUAMINYA YANG DISANGKA PUTRID ADALAH HATI RUSA. PADA SAAT MAKAN HATI RUSA IBUNYA BERTANYA KEPADA BUTOSENO DIMANA ANJING BLANGYOYANG, BOTOSENO MENGAKU KALAU HATI YANG DIMAKAN IBUNYA ITU ADALAH HATI ANJING YANG DIBUNUHNYA. DENGAN MARAH IBUNYA LANGSUNG MEMUKUL KEPALAH ANAKNYA DENGAN SEBUAH SEWUR ATAU GAYUNG AIR YANG TERBUAT DARI BATOK KELAPA SEHINGGA KEPALA BUTOSENO TERLUKA IBUNYA MENGUTUK BUTOSENO DAN MENJELASKAN BAHWA YANG DIBUNUH BUTOSENO ITU AYAHNYA, BUTOSENO DIUSIR DARI KEDATON IA BERLARI KEARAH SELATAN PADA DEPAN SEBUAH PINTU GOA IA BERHENTI, KARENA LAPAR IA MERLIHAT SEEKOR AYAM HUTAN MASUK KEDALAM SEBUAH GOA YANG SEKARANG DINAMAI OLEH MASYARAKAT ADALAH GOA BUSONO. YAKNI SEKARANG BERADA DI DUSUN MELIRANG KULON. PANGERAN BUTOSENO BERLARI MENGEJAR AYAM TERSEBUT MASUK KEDALAM GOA BUSONO SAMPAI DIDALAMNYA IA TERSESAT MASUK LORONG YANG PANJANG MENGARAH KEARAH SELATAN. IA BEJALAN TERUS MENYUSURI LORONG GOA SAMPAI PADA UJUNGNYA IA KELUAR DARI GOA BUSONO SAMPAI GOA KARANGBOLONG YANG BERADA DI DIPANTAI SELATAN YOGJAKARTA.

            PANGERAN BUTOSENO SETIBAHNYA DIPANTAI SELATAN IA BERTEMU DENGAN SEORANG GADIS CANTIK MENGENAKAN PAKAIAN HIJAU DAN BERMAHKOTAKAN INTAN KEBIRUAN IA MENGAKU BERNAMA PUTRID TUNJUNG BIRU ATAU MASYARAKAT DISANA MENYEBUTNYA NYI LOROKIDUL. OLEH PUTRI TUNJUNG BIRU BUTOSENO DIRAWAT DAN DIAJARI KESAKTIAN YANG LUARBIASA SAMPAI IA GENAB BERUMUR 25 TAHUN. SETELAH 13 TAHUN MENINGGALKAN IBUNYA IA SUDAH TIDAK LAGI INGAT SIAPA DIRINYA DAN IBUNYA, KEMUDIA IA DISURU OLEH NYAI LOROKIDUL KEMBALI MASUK KEDALAM GOA ASAL DIA PERTAMAKALI DATING KE PANTAI SELATAN PULAU JAWA. SESAMPAINYA IA KELUAR DARI GOA BUSONO IA BERJALAN KE DALAM HUTAN TIBA-TIBA IA MELIHAT SEORANG WANITA CANTIK YANG SEDAN MANDI DI SEBUAN SENDANG YAKNI SENDANG PANCURAN, IA LANGSUNG MENARUH HATI PADA WANITA TERSEBUT SETELAH MANDI WANITA ITU BERJALAN MENUJUH SEBUAH RUMAH YANG BESAR DAN DIKELILINGI RUMAH-RUMAH KECIL DISEKITARNYA LALU IA MENGGODA WANITA TERSEBUT DAN MENGUTARAHKAN ISI HATINYA BAHWA IA MENYUKAI WANITA ITU. WANITA ITU TIADA LAIN ADALAH PUTRI CANDI BANG IBUNYA SENDIRI. WANITA ITU JUGA MENYUKAI LAKI-LAKI TERSEBUT. KARENA PUTRI PUTUT KEDATON ITU MEMPUNYAI KESAKTIAN UNTUK AWETMUDA SEHINGGA IA TIDAK TERKESAN TUA. PADA SAAT MELAMAR PUTRI KEPALA PANGERAN BUTOSENO DIUSAB OLEH PUTRI PUTUT KEDATON IA MELIHAT BEKAS LUKA PADA KEPALA PANGERAN PUTRI TERINGAT ANAKNYA YANG 13 TAHUN LALU DIPUKULNYA SEHINGGA TERLUKA, IA MERASA BAHWA LAKI-LAKI TERSEBUT ADALAH ANAKNYA SEHINGGA IA MENOLAK LAMARAN PANGERAN BUTO SENO. SEHARI KEMUDIA PUTRI MASUK KEDALAM CANDI DAN BERTANYA KEPADA DEWA APAKAN YANG MELAMAR IA ADALAH ANAKNYA YANG 13 TAHUN LALU MENGHILANG. PUTRI MENDAPAT PETUNJUK DARI DEWA BAHWA PANGERAN YANG MELAMARNYA ADALAH ANAKNYA, DAN DEWA TERSEBUT MEMBERI PETUNJUK UNTUK PUTRI KAWIN DENGAN PANGERAN NAMUN DENGAN SYARAT PANGERAN BUTOSENO HARUS MELINGKARI SEBUAH BUKIT DENGAN TUBUHNYA, KEMUDIAN PUTRI MENEMUI PANGERAN DAN MENYAMPAIKAN PETUNJUK DARI DEWA MENGENAI SYARAT UNTUK MENGAWINI PUTRI. PANGERAN BUTOSENO MENYANGGUPI SYARAT TERSEBUT DENGAN KESAKTIANYA YANG DIPEROLEH SAAT BERGURU DI PANTAI SELATAN IA MERUBAH TUBUHNYA MENJADI SEEKOR NAGA, DENGAN MEMBELIKAN TUBUNYA NAGA TERSEBUT MELINGKARI BUKIT KEDATON NAMUN TIDAK CUKUP LALU SANG NAGA MENJULURKAN LIDAHNYA DENGAN TUJUAN DAPAT MENYENTU EKORNYA JADI IA BIAS DIANGGAP BERHASIL MELINGKARI BUKIT KEDATON TERSEBUT. MENGETAHUI HAL ITU PUTRI MERASA KALAU IBU DAN ANAK TIDAK BOLEH MENIKAH PUTRI BERGEGAS MENGAMBIL SEBUAH PEDANG DAN MEMOTONG LIDAH NADA TERSEBUT DENGAN SEKEJAB NAGA ITU BERUBAH KEMBALI MENJADI PANGERAN BUTOSENO LALU IA BERTANYA  KEPADA PUTRI BAHWA USAHANYA YANG HAMPIR BERHASIL UNTUK MELINGKARI BUKIT TERSEBUT NAMUN DIGAGALKAN OLEH PUTRI. PUTRI MENJAWAB DAN MENCERITAHKAN BAHWA IA IBUNYA JADI TIDAK BOLEH KAWIN DENGAN ANAKNYA. DENGAN MARAH PANGERAN BOTO SENO SEKUAT TENAGA MENENDANG SEBUAH TEMPAT AIR ATAU GENTONG TETAPI TIDAK KENA MELAINKAN TENDANGGAN BOTOSENO MENGENAI TANAH PADA KAKI BUKIT KEDATON SEHINGGA TERLEMPAR KESELATAN YANG SEKARANG MENJADI SEBUAH BUKIT DI SLEMAN YOGJAKARTA YAITU BUKIT GUNUNG KIDUL. DI TENGAH-TENGAH BUKIT TERSEBUT KELUAR GUMPALAN KUNING YANG MENGELUARKAN GAS PANAS. YAITU BERUPA TAMBANG BELERANG LALU PANGERAN BUTO SENO TERBANG KEARAH BARAT DAN TIDAK KEMBALI LAGI.
            BELERANG YANG KELUAR DARI DALAM BUKIT TERSEBUT DIMANFAATKAN OLEH PARA PENDUDUK DAN PENDUDUK ITU SENDIRI ADALAH PARA ABDI YANG MENGAWAL PUTRI SAAT DIUSIR DARI KERAJAAN KEDIRI DAN BERKELUARGA BERANAK-PINAK DI PERKAMPUNGAN DAN PERKAMPUNGAN TERSEBUT BERNAMA MELIRANG. KATA-KATA MELIRANG BERASAL DARI KATA WELIRANG ATAU BELERANG YANG KELAMA-LAMAHAN BERUBAH BUNYI MENJADI MELIRANG.



Narasumber :
Nama         : MahmudUmur         : 67 Tahun
Alamat      : Melirang Wetan RT. 01 RW. I No. 20
Jabatan      : Tokoh Masyarakat




SEJARAH DAN CERITA DESA MOJOPUROGEDE BUNGAH GRESIK


SEJARAH DAN CERITA DESA MOJOPUROGEDE 
BUNGAH GRESIK

Desa mojopurogede adalah desa yang terletak dibagian barat kecamatan bungah wilayahnya cukup luas dan terbagi menjadi 6 pedukuhan. Dimana setiap dukuannya mempunyai sejarah dan latar belakang yang berbeda-beda tetapi menjadi satu kesatuan desa Mojopurogede. Adapun dukuhan tersebut antara lain :

1.      Kaweden
Pada zaman dahulu seorang pelancong Cina bernama Dampu Awang  ia dating kekerajaan siliwangi bermaksud untuk meminta bibit padi untuk ditanam, setelah sampai di siliwangi permintaan Dampu Awangditolak oleh kerajaan siliwangi dengan alas an untuk ditanam sendiri di Kerajaan Siliwangi, karena itu Dampu Awang kembali dengan hati kecewadan dalam hati Dampu tersirat dendam, karena dendam dampu awing tidak pulang, ia pergi kesebuah bukit untuk mencari kesaktian, setelah beberapa waktu ia peroleh kipas ajaib. Dampu Awang pun siap untuk mem,balas dendam dengan mngibaskan kipasnya ke tanaman padi kerajaan Siliwangi. Tanaman padi pun rusak dan krajaan Siliwang gagal panen. Dampu merasa lega hatinya, tapi ia pun takut akan dikejar oleh pasukan kerajaan Siliwangi. Akhirnya ia pun memasang layer dan perahunya dengan perasaan takut ia dayung perahunya dengan kencang tanpa tujuan yang pasti. Akhirnya Dampu Awang berlabuh di sebuah tempat yang ia namakan tempat itu menjadi KAWEDEN ia bermukim disana sampai akhir hayatnya dan dimakamkan disana yang sekarang menjadi bagian wilayah Mojopurogede, yaitu dukuhan KAWEDEN.
2.      Bangun Rejo
Dukuhan ini sebelum tahun 1980-an disebut TAWING, di sebut Tawing karena ada jenazah yang terdampar dan terjepit dalam bebatuan. Jenazah itu diduga berasal dari Cina, karena kesulitan untuk mengambilnya maka jenazah dalam bebatuan itu ditumbuhi tanah, sehingga batunya diberi nama Tawing. Diduga Tawing itu adalah nama dari jenazah tersebut. Batu itu semakin tahun semakin membesar dan jenazah tersebut akhirnya jadi makhluk halus penunggu batu tersebut. Siapapun yang dating mengambil batu atau rumput harus terlebih dahulu meminta izin kepada penunggu tersebut, kalau tidak bias jadi orang yang mengambil bisa sakit dan bahkan meninggaldunia. Agar penduduk sekitar batu tersebut tidak berlarut-larut dalam ketakutan yang menjadikan daerah tersebut sepi, maka setelah tahun 1980-an oleh kepala desa ke v dukuhan Tawing diganti namanya menjadi dukuhan Bangun Rejo yang bertujuan supaya masyarakatnya bisa membangun keramaian

3.      Jeraganan
Dukuhan jeraganan berasala dari kata JERAGAN. Pada zaman dahulu ada saudagar kaya raya dari Sangkapura/ Bawean berlabuhdi dukuhan pinggiran sebelum jadi kening. Ia ingin minta api ke rumah penduduk untuk menyalakan rokok, kebetulan yang dimintai api tersebut adalah putrid sonia yang cantik jelita kaya raya dan sakti. Ia berikan api kepada saudagar kaya raya tersebut(Raden Zaeni) dengan posisi terbalik posisi api yang dipegang oleh seorang putrid itu  dan yang tidak ada apinya itu diberikan, melihat kejadian itu Raden Zaini tertegun dan heran, ia pandang putrid sonia dan iapun langsung jatuh hati pada sang putrid, rupanya kedua saudagar kaya raya tersebut saling jatuh hati dan akhirnya menetap disini dan keduanya meninggal dan dimakamkan di daerah dataran tinggi. Sehingga tempat dimakamkannya dua insan tersebut dikenal dengan JERAGANAN sampai sekarang makam tersebut terawatt dengan baik, dan banyak dikunjungi oleh para peziarah.



4.      Kening
Dukuhan ini dulunya disebut PINGGIRAN, dukuhan ini terkenal sebagai tempat santri karena ada pesantren. Yang diasuh oleh Kiyai Marzuki, suatu hari ada seorang santri yang terserang penyakit gatal-gatal yang tak kunjung sembuh. Ia terkucil dan dijauhi teman-temannya, dan ia hamper kehilangan kesabarannya kemudian ia sowan pada kiyai untuk minta dijadikan apa saja asal bisa mengabdi kepada Allah, melihat yang demikian sang kiyai langsung mengabulkan permintaannya, akhirnya sang kiyai menyuruhnya masuk kedalam sumur belakang ndalem untuk bertapa, tak lama kemudian terjadi banjir besar dan sumur itu tertutup dengan air, akhirnya sang kiyai teringat santrinya yang ada dalam sumur sang kiyaipun mencari kedalam sumur dan ditemukannya santrinya jadi buaya berwarna kuning, dan akhirnya berujar “ kalau kamu benar santriku serahkan ekormu untuk dipotong”, karena sangat taatnya sang santri pada kiyainya ekornyapun diserahkan pada kiyainya dan akhirnya dipotonglah ekornya dan menamakan dukuhan tersebut menjadi dukuhan KENING dan perpesan agar tidak mengganggu / memakan masyarakat kening dan keturunannya, sampai sekarang yang masih ada keturunan kening tidak akan dimakan oleh buaya.

5.      Kalitebon
Kalitebon ini tidak mempunyai sejarah yang kuat sebab dinamakan kalitebon karena zaman dahulu setiap penduduk membuat lobangan (kali) untuk memnuhi kebutuhan air, air itu tidak untuk kebutuhan sehari-hari saja tapi juga untuk menyiram tanaman jagung disekitar kali itu sehingga ahkirnya dukuhan ini dikenal dengan dukuhan KALITEBON.

6.      Pelamping
Dukuhan pelampang adalah dusun paling ujung selatan desa mojopurogede penduduknya sangat sedikit karena wilayahnya sempit termakan oleh arus sungai bengawan solo. Meskipun masyarakatnya sedikit mereka tidak kompak dan mudah terpecah belah. Sehingga orang jawa mengatakan “ wong kene iki mampang-mampang” (mokong) sehingga dusunnya disebut PELAMPANG.

Keenam dukuhan tersebut menjadi satu kesatuan dalam wadah MOJOPUROGEDE. Mojopurogede artinya “memujua di pura yang besar” karena sebelum Islam daerah ini sudah di huni penduduk hindu budha dengan bukti banyak patung dan arca disini yang sudah terpendam.


Narasumber :
Nama     : Moh. Nafik
Umur     : 45 Tahun
Alamat  : Dusun Jaraganan Desa Mojopurogede
Jabatan  : Tokoh Masyarakat
 



sejarah desa dan cerita desa sekec bungah

PROFIL DESA WATUAGUN BUNGAH GRESIK

 PROFIL DESA WATUAGUNG  BUNGAH GRESIK II.     VISI DAN MISI 2.1.     Visi Mewujudkan kesejahtraan sosial Ekonomi Masyarakat B...